Rabu, 03 September 2025

Mengenal Sejarah Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS)

Saya kini tergabung dalam komunitas gereja lokal dimana saya tinggal, pada postingan sebelumnya saya menyebut GBIS Hosana Pandaan. Ya itulah komunitas gereja lokal yang saya diami saat ini. 

Saya selalu ingin tahu historikal dari hadirnya gereja ini, seperti apa sih, kapan mulai terbentuknya dll. Pada postingan ini saya akan membagikan informasi itu, hasil resume dari beberapa informasi yang saya peroleh. Walaupun tidak mudah mendapatkan informasi yang begitu lengkap. 

GBIS merupakan salah¹ denominasi gereja di Indonesia. GBIS dalam translate bahasa Inggris disebut Bethel Full Gospel Church of Indonesia. GBIS tergabung dalam Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) dan merupakan anggota ke-34. Bergabung dengan PGI pada 14 Mei 1964.

Logo GBIS, gambar diambil dari Google

Pada mulanya, GBIS lahir diawali dengan keluarnya Pdt. F. G. van Gessel dan beberapa pendeta lain dari GPdI (Gereja Pentakosta di Indonesia).

Pendeta² ini lalu kemudian membentuk Badan Persekutuan Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) di Surabaya pada tanggal 21 Januari 1952. Seiring waktu, GBIS menjadi organisasi Pentakosta terbesar ke-2 di Indonesia setelah GPdI. 

Untuk saat ini ketika saya menuliskan postingan ini, GBIS ini diketuai oleh Pdt. Jonatan Jap Setiawan, sekertaris umum oleh Pdt. Freddy J. Sutisna, SE., MA., dan bendahara umum oleh Pdt. Yeheskiel Sombu. 


Sedikit mundur ke belakang, merujuk dari website GBIS, dasar iman GBIS bersumber dari mana? 

Aliran Montanisme lahir pada abad ke-2. Tokoh penyebar aliran ini adalah Montanus yang berasal dari Phrygia di Asia Kecil. Dia bertobat dan menjadi orang Kristen dan selanjutnya  menjadi seorang presbyter (penatua) yang bersemangat di Phrygia. Dia mengalami pengalaman dalam Roh yang luar biasa. 

Montanus melihat kelemahan dari Gereja Katolik dimasa itu. Pengalaman yang luar biasa dalam Roh berdampak pada kehidupan rohaninya yang berbeda dengan kehidupan rohani dari umat Tuhan pada umumnya. Aliran ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. 

Aliran Montanis ini menyebar hingga ke Kartago, Afrika. Dimana di sana ada tokoh gereja yang bernama Tertulianus, dia seorang penulis Kekristenan dan menjadi pengikut Montanis pada awal abad ke-3. Tertulianus lahir sekitar tahun 155-160 dan mendalami filsafat stoa, ahli pidato dan lancar berbahasa Latin serta Yunani. Dia dijuluki “orang pentakosta dari Khartago.”

Selain Montanis, tokoh yang berperan dalam perkembangan aliran Montanisme adalah dua orang nabiah yang bernama Priskila dan Maximilla. 

Hal ini membuat Gereja Katolik ketika itu mengambil sikap dan berdasarkan konferensi / Konsili aliran ini dianggap sebagai bidat. Pada abad ke-4 aliran ini berhasil dilenyapkan dari gereja barat, sesudah Paus Innocentius I yang mejabat pada tahun 401-417 menentangnya dengan sangat keras. 

Aliran Montanis ini mengalami tekanan yang sangat kuat dari Kristen Timur, namun masih bisa bertahan hingga abad ke-9. 

Sebagian orang menganggap aliran ini pararel dengan pentakostalisme (yang disebut sebagian orang menjadi neo-montanisme). 

Montanis menganggap serangkaian wahyu turun langsung melalui roh kudus, juga turun secara pribadi merupakan penjelmaan dari roh penghibur yang disebutkan dalam Injil Yohanes 14: 16.

Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya. (Yohanes 14: 16) 

Ada hal positif dari aliran Montanis, meski dianggap sesat oleh aliran Kristen lainnya, yaitu menyadarkan gereja akan perlunya kembali mengalami pembaharuan dalam kuasa Roh Kudus. Dianggap aliran Montanisme ini adalah cikal bakal lahirnya Gereja-gereja aliran Pantekosta.  Meski begitu, sebenarnya lahirnya gereja-gereja aliran Pantekosta, adalah penggenapan dari janji-janji Allah sebagaimana kita dapatkan dalam Alkitab. 


Beratus-ratus tahun berikutnya, perkembangan gereja terus berlanjut. Gerakan Pentakosta muncul di Camp Meeting Cherokee County, di North Carolina, Amerika Serikat pada tahun 1898. Yang ditandai dengan fenomena "berkata-kata dalam bahasa asing."

Peristiwa ini terjadi dengan dimulainya 3 penginjil dari Gereja Baptis dan Gereja Methodis, yaitu William Martin, Joe Tipton, dan Milton Mc. Nabb, melakukan acara kebangunan rohani. Mereka mengundang orang-orang untuk menghadiri Kebaktian Kebangunan Rohani tersebut untuk mencari hadirat Tuhan. Selanjutnya Roh Kudus melawat mereka yang hadir dalam kabaktian kebangunan rohani tersebut. Namun dari acara tersebut, 3 orang penginjil ini dianggap bidat oleh pendeta² dari Gereja Baptis dan Gereja Methodis. 

Kelompok mereka ini mendapat persekusi dari jemaat Kristen yang lain, bahkan dari kepala Kepolisian setempat. Hingga membuat mereka terdesak dan pada akhirnya mereka pindah ke rumah William F. Bryant yang menjadi pemimpin kelompok mereka. Tanggal 15 Mei 1902, Bryant mendirikan suatu organisasi gereja yang menjadi cikal bakal dari Church Of God (salah satu Gereja Pantekosta di dunia setelah Assemblies of God).

Perjalanan perkembangan aliran Pentakosta ini masih panjang di wilayah Amerika, lalu berkembang ke Eropa, India, hingga Asia dan pada akhirnya tiba di Indonesia. 

Kekristenan sendiri diperkirakan masuk ke Indonesia pada tahun 1511 melalui Katolik Roma, dan Protestan pada tahun 1605. Tapi ternyata sudah ada yang lebih dulu masuk yaitu Kekristenan aliran Nestorian, dianggap sudah ada sejak abad ke-2. Gereja Nestorian adalah perpecahan dari Gereja Katolik pada abad ke-5. Gereja ini berpusat di Mesopotamia hilir (Irak). 

Api Pentakosta sendiri merambah Indonesia pada Maret 1921, tiba pertama kali di Batavia (Jakarta). Selanjutnya penginjil ini melalui perjalanan darat, lewat Mojokerto, Surabaya, Banyuwangi dan dengan kapal Varkenboot mereka menyeberang ke Singaraja (Bali). Kemudian mereka menetap di Denpasar dalam sebuah gedung kopra dengan lantai batu bata yang telah hancur dan atap terbuat dari rumbia, maka mulailah  mereka  menabur benih Injil Sepenuh dari rumah ke rumah.

Namun di Bali, perkembangan penginjilan mendapat penolakan dari pandita² Hindu Bali. Akhirnya demi kondusifitas di Bali, akhirnya para pendeta Kristen ini menyingkir ke Jawa Timur. 

Desember 1923 mereka pindah ke Surabaya. Lalu pindah ke Lawang dan lalu pindah ke Batavia. 

Ada seorang pendeta, Pdt. Cornelius E. Croesbeek menetap di Surabaya. Di Surabaya, Pdt. Cornelius E. Croesbeck berkenalan dengan Ny. Wijnen yang memperkenalkan dengan keponakannya yang bekerja di BPM Cepu yaitu sdr. F.G. Van Gessel, seorang pejabat tinggi di BPM Cepu. 

BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij) adalah perusahaan minyak yang memiliki kilang minyak dan sumur-sumur di Cepu pada masa kolonial Belanda. Pemerintah Indonesia pada tahun 1962 mengambil alih perusahaan ini. 

Setelah mendengar berita Injil Sepenuh, ia pun bertobat. Pada tanggal 3 Januari 1923 dimulailah kebaktian pertama bertempat di rumah F.G. van Gessel di Deterdink Boulevard Cepu. Kebaktian berlangsung terus dengan jumlah pengunjung bertambah. Dan tiga bulan kemudian yaitu tanggal 30 Maret 1923 diselenggarakan baptisan air pertama di Pasar Sore Cepu yang diikuti oleh 13 orang. Baptisan ini merupakan tonggak pertama dalam sejarah gereja Pantekosta di Indonesia.

Gereja Pantekosta ini mulai berkembang diawali dengan GPdI sebagai cikal bakal gereja² Pantekosta di Indonesia. GPdI sendiri awalnya bernama Vereeniging “De Pinkster Gemeente in Nederlandsch Indie, didirikan pada tanggal 19 Maret 1923 berkedudukan di Bandung. Dengan keputusan Gubernur Jendral Hindia Belanda, tertanggal Cipanas, 4 Juni 1924 No. 29.

Pada tanggal 4 Juni 1937 pemerintah Belanda mengakui Gerakan Pantekosta menjadi “Kerkgenootschap” (Persekutuan Gereja) berdasarkan Staadblad 1927 Nomor 156 dan 532 tahun 1927 Dengan Beslit Pemerintah No. 33 tanggal 4 Juni 1937. Staadblad Nomor 768 nama Pinkster Gemeente berubah menjadi Pinksterkerk in Nederlandsch Indie, dan yang akhirnya pada tahun 1942 zaman pendudukan Jepang berubah menjadi Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI).

Dengan pecahnya Perang Dunia II, maka kepemimpinan Gereja Pantekosta di Indonesia, diserahkan pada putera-putera Indonesia, yang disebut Badan Pengoeroes Oemoem (BPO).

Pada bulan Februari 1925 dimulailah Sekolah Minggu yang pertama di Surabaya. 

Pada Januari 1935 didirikanlah Sekolah Alkitab di Embong Malang Surabaya yang bernama Nederlandsch Indisch Bijbel Instituut (NIBI) oleh Rev. William West Patterson. Pada tahun 1936, sejumlah siswa angkatan I diwisuda. Sebagian besar mereka adalah berkebangsaan Belanda. Pada giliran berikut banyak lulusan NIBI adalah putera asli Indonesia. 

Sekolah Alkitab ini pindah ke jalan Madukoro 16, Lawang, Malang. Pimpinan Sekolah Alkitab ini adalah Pdt. Edmonson yang kemudian diganti dengan Pdt. Bade. Beberapa alumni Sekolah Alkitab di Lawang ini antara lain, Sontang Pardede, dan Victor Siregar.


Dimulainya Sejarah Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS)
Pada tahun 1952, sehubungan dengan perpecahan dalam tubuh GPdI yang ‘melahirkan’ Gereja Bethel Injil Sepenuh, Sekolah Alkitab Lawang, dipindah ke Beji, Batu Malang hingga kini.

Perpecahan dalam tubuh GPdI dikarenakan beberapa hal, diantaranya masalah pengajaran, organisasi, hingga masalah perbedaan pendapat. 

Pdt. Thiesen keluar dari GPdI pada tahun 1932, dan selanjutnya mendirikan organisasi baru Pinkster Beweging, yang kini dikenal dengan nama Gereja Gerakan Pantekosta.

Pada tahun 1936, missionaris R.M. Devin dan R. Busby keluar dan mendirikan Sidang-sidang Jemaat Allah (Assemblies of God).

Pada tahun 1941, Pdt. Sinaga keluar dan mendirikan Gereja Pantekosta Sumatera Utara (GPSU).

Tahun 1946, Pdt. Tan Hok Tjwan, memisahkan diri dan mendirikan Sing Ling Kau Hwee (Gereja Isa Almasih). 

Pada tahun 1952 Pdt. T. G. Van Gessel, keluar dari GPdI dan mendirikan Gereja Bethel Injil Sepenuh, bersama Pdt. Hoo Liong Seng (H.L.Senduk) dan kawan-kawan (22 orang).

Pada akhirnya Pdt. Hoo Liong Seng (H. L. Senduk) memisahkan diri dan tahun 1970 mendirikan Gereja Bethel Indonesia/GBI setelah persengketaan organisasi dengan GBIS, melalui keputusan Menteri Agama kala itu. 

Pada tahun 1959 Pdt. Ishak Lew keluar dari GpdI dan mendirikan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya.  

Pada tahun 1966 Pdt. Karel Sianturi dan Pdt. Sianipar keluar, dan mendirikan Gereja Pantekosta Indonesia Sumatera Utara (GPISU). 

Pada tahun 1966 Pdt. Korompis keluar dan mendirikan Gereja Pantekosta.

Satu hal yang positif dari perpecahan-perpecahan ini adalah, semakin tersebarnya berita Pantekosta ke seluruh wilayah Indonesia. Dalam kurun waktu kurang dari satu abad kekristenan di Indonesia telah berkembang sedemikian pesatnya, melebihi perkembangan kekristenan yang dibawa lewat misi Katolik dan Protestan yang telah 2 - 3 abad lebih dahulu menjejakkan kaki di Indonesia.

Sumber informasi ini diperoleh dari website resmi GBIS, selengkapnya bisa klik tautan ini

Ciri khas dari GBIS adalah aliran Pentakosta yang dibawanya. Selain itu ada tiga pilar utama yang jadi penopangnya yaitu Organisme (Merujuk pada gereja sebagai organisme hidup, bukan hanya organisasi), Otonom (Mengacu pada kemandirian dan kebebasan gereja dalam mengelola urusan internalnya) dan Fellowship (Menekankan pentingnya persekutuan dan kerjasama di antara jemaat dan gereja). 

Dalam organisasi GBIS dikenal Majelis Daerah, merupakan anggota Badan Persekutuan Gereja Bethel Injil Sepenuh di suatu provinsi atau beberapa provinsi yang merupakan lembaga pelaksana keputusan dan program kerja Badan Penghubung di daerah dan keputusan Sidang Majelis Daerah.

Ada sebanyak 15 Majelis Daerah di Indonesia, sampai saat ini:
1. SUMUT - NAD
2. RIAU
3. KEP. RIAU
4. JAMBI - SUMBAR
5. SUMBAGSEL
6. JABAR- BANTEN
7. DKI JAKARTA
8. JATENG - DIY
9. JATIM - BALI
10. KALTENGSELBAR
11. KALTIM - KALTARA
12. NTT
13. SULUT - MALUT
14. MALUKU - SULSEL
15. PAPUA - PAPUA BARAT

Gereja dimana saya terdaftar adalah GBIS Bosan, Pandaan, masuk dalam wilayah Majelis Daerah JATIM-BALI. 

GBIS Hosana Pandaan ini dilayani oleh gembala Pdt. Stefanus Sarosa S. Th. dan Pdt. Otniel Rosa Setiawan dan Pdm. Trifena Stefanus. Sebelumnya ada Pdm. David Kurniawan tapi beliau pindah ke GBIS Bojong Menteng, Bekasi untuk berkarya pelayanan di sana (per tanggal 31 Agustus 2025 ybs. pamit kepada jemaat di GBIS Hosana Pandaan). 

Beberapa dibawah ini adalah GBIS terdekat di sekitar wilayah Jatim, selain GBIS Hosana, Pandaan:
⛪ GBIS Kristus Gembala, Pasuruan
⛪ GBIS Hermon, Bangil
⛪ GBIS Anugerah, Lawang
⛪ GBIS Surabaya (Karangpilang) 
GBIS Agape Wonosalam, Jombang
⛪ GBIS Elohim, Malang
⛪ GBIS Sungai Kehidupan (Klampis), Surabaya
⛪ GBIS Kristus Ajaib Mojoduwur, Jombang

Tidak semua bisa saya sebutkan satu per satu, karena kebetulan yang saya tahu baru itu saja, itu masih area Jatim saja. Ada juga yang namanya serupa, tapi entah satu organisasi atau tidak saya tidak bisa memastikannya. 

Itulah dia sedikit resume mengenai sejarah dari GBIS, yang saat ini jadi tempat saya berkomunitas menggereja. Hal² lain terkait pembahasan soal GBIS ini akan saya bahas pada postingan terpisah. Sampai jumpa dipostingan lainnya. -cpr

#onedayonepost
#informasi
#sejarah
#gbis

Selasa, 02 September 2025

Mengenal Istilah Apologet Kristen

Pernahkah mendengar penyampaian firman dari seorang hamba Tuhan bernama Elia Myron? Kalau yang sering scrolling media sosial pasti gak akan asing dengan nama tersebut. 

Dia punya nama asli Elia Hathaway, pria kelahiran Jakarta, 29 Oktober 1994. Dia punya orang tua yang berbeda agama, ayahnya seorang Kristen dan ibunya seorang Yahudi. Dia dikenal di sosial media sebagai seorang apologet, dia adalah seorang Kristen Protestan. Disosial media Tiktoker dan internet sering membahas soal hubungan antara teologi agama² Abrahamik. 

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Latar belakang pendidikannya adalah seorang Sarjana Sastra Inggris dari Universitas Indonesia (2016). Kemudian mengambil S2 di kampus yang sama bidang master teologi, lulus 2018. 

Tapi pada post kali ini saya gak akan bahas soal pribadi atau apa saja yang dibahas oleh Elia. Saya hanya ingin membahas soal istilah apologet. Karena Elia Myron sangat akrab dengan istilah apologet. 

Meski Elia seorang Kristen Protestant, namun Elia sangat memahami sejarah dan tradisi gereja sejak mula², bahkan sejarah atau historical Yahudi sejak jaman Abraham, dimana bagi keyakinan Kristen, histori mula² sejak Adam Hawa, Bapa Abraham, Nuh, Musa, ke Yesus Kristus hingga perkembangan Kekristenan hingga saat ini, Elia cukup menguasainya dengan sangat baik dan benar. Sangat jarang ditemui seorang Kristen Protestant yang sangat memahami hal ini. Dimana seorang Protestant membatasi hanya pada Alkitab saja, tidak lebih dari itu. 

Kita balik lagi, istilah apologet itu apa sih? 

Apologetika berasal dari bahasa Yunani kuno, apologia, secara umum artinya pembelaan. Bentuk kata kerjanya apologoumai yang memiliki arti melakukan suatu pembelaan, berbicara untuk membantah, baik untuk merespon tuduhan maupun tuntutan dalam sidang pengadilan. 

Apologet atau apologetika Kristen adalah ilmu sistematis yang mempertahankan dan menjelaskan iman dan kepercayaan Kristen. Apologet itu bisa diartikan pembela. 

Mungkin dalam analogi saudara kita yang Muslim, dikenal komunitas atau kelompok seperti FPI (Front Pembela Islam), mungkin itulah istilah apologet Islam. Namun, istilah apologet lebih akrab dalam istilah Kristen, karena memang serapan bahasa asing non Arab lebih akrab dengan dunia Kristen. Kalau Islam lebih akrab dengan terjemahan Arabic. 

Ilmu ini berusaha menjawab serta menunjukan bentuk pernyataan sikap atas kaum skeptisisme yang meragukan keberadaan Allah dalam rupa Yesus Kristus, Allah yang menjadi manusia atau menyerang kepercayaan kepada Allah yang terdapat dalam Alkitab. 

Pembelaan ini dapat ditunjukkan kepada pemeluk agama yang lain, aliran Kristen yang lain, warga komunitas Kristen yang ragu-ragu atau kepada orang beriman biasa yang ingin mengerti bahwa iman mereka dapat dipertanggungjawabkan dan iman yang benar. 


Secara historis, Elia Myron pernah mengatakan, bahwa apologet ini sudah ada sejak jaman Rasul Paulus, pada awal perkembangan gereja mula². Kemudian juga dilakukan oleh para penulis Patristik seperti Origenes dari Aleksandria (Origenes Adamantios) , Augustinus dari Hippo, Yustinus Martir dan Quintus Septimius Florens Tertullianus (Tertullianus), Klemens dari Aleksandria, kemudian diikuti oleh para penulis seperti Thomas Aquinas dan Anselmus dari Canterbury pada zaman Skolastisisme. 

Selain Elia Myron di Indonesia, apologet Kristen lainnya yang tak kalah cakap pengetahuan dan pemahaman Kekristenan secara historikal dan teologi hingga soal bahasa kuno adalah Bambang Nooersena. Ada pula apologet wanita Rita Wahyu. Ada juga pendeta / imam Gereja Ortodoks Indonesia Daniel Byantoro. 

Nama yang saya sebutkan di atas adalah apologet Kristen yang punya pengetahuan dan pemahaman yang baik dan cakap. Sebenarnya ada banyak apologet Kristen, namun hanya yang saya sebutkan di atas yang terbaik menurut saya, karena dasar ilmunya serta penjelasannya sangat historis dan bisa dipertanggungjawabkan, ditambah lagi literatur yang mereka gunakan adalah literatur primer. 

Sangat berbeda dengan non Kristen (selain Yahudi) yang sering menggunakan literatur sekunder untuk membenarkan ajaran iman mereka, sehingga secara ilmu literasi apa yang mereka yakini ini bisa dan patut diragukan. Wajar saja, lahir belakangan koq bisa membuat ceritanya sendiri, sedangkan yang sejaman dan lahir lebih dulu (Yahudi dan Kristen) punya alur cerita yang sama. 

Sebagai seorang Kristen baik Katolik atau Protestant atau aliran Kristen lainnya yang sering mendapatkan serangan argumen negatif mengenai iman kita, yang meragukan iman Kristen, maka orang Kristen itu perlu dibekali pemahaman dan informasi yang baik dan benar. 

Kita gak perlu jadi apologet seperti mereka yang saya sebutkan namanya di atas tadi. Kita hanya perlu memahami informasi dari yang disampaikan oleh para apologet ini, karena apa, itu jadi dasar iman kita. Jadi apabila ada yang menyerang iman Kristen, meragukan konsep yang ada dalam Kekristenan, karena kita sudah paham maka harus bisa menjawabnya, atau minimal tidak tergoyahkan imannya. 

Soalnya kebanyakan public figure yang mengaku penganut Kristen ketika ditanya soal iman mereka, mereka justru gak tahu apa², bahkan tampak terlihat bodoh dan mudah diarahkan, karena mereka sendiri gak paham soal imam mereka. Pada akhirnya, demi popularitas dan karena iman yang cetek, mereka sangat dengan mudah untuk berpindah keyakinan. 

Repotnya pas setelah pindah agama, mereka seolah-olah jadi paling paham soal iman mereka yang dahulu, padahal yang dijelaskan atau yang dikoar-koar perbandingkan adalah hal yang tidak sesuai atau salah. 


Segitu saja sharing yang bisa saya bagikan, semoga ketika mendengar istilah 'apologet' jadi paham artinya apa dan maksudnya apa. Sampai jumpa dipostingan berikutnya, membahas hal lainnya lagi. -cpr

#onedayonepost
#informasi
#apologetkristen

Senin, 01 September 2025

Mengenal Jemaat yang Disebutkan dalam Kitab Wahyu

Syaloom, damai sejahtera bagi kita semua. Kali ini saya mau berbagi informasi, sharing informasi apa yang tertulis dalam Alkitab. Sekaligus membuktikan bahwa Alkitab ini adalah sebuah buku yang dicatat oleh mereka yang jadi saksi mata langsung dari karya penyelamat dunia, Yesus Kristus. 

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Dia itu nyata dan benar² ada, sehingga apa yang dituliskan oleh murid-murid-Nya adalah sesuatu yang Dia ajarkan untuk jadi pedoman hidup umat Allah. 

Tidak sekonyong-konyong datang dari langit jatuh dalam bentuk buku yang dikenal dengan kitab suci. Tidak seperti itu konsepnya. 

Jadi kali ini saya mau membahas soal Kitab Wahyu. Kitab Wahyu merupakan bagian dari Perjanjian Baru. Kitab ini ditulis oleh salah¹ dari 12 murid Yesus, murid kesayangan Yesus yang wafat dengan cara yang wajar, meninggal di usia senja. 

Dia adalah Rasul Yohanes, yang juga menjadi penulis Injil Yohanes. Rasul Yohanes menulis surat untuk jemaat² Allah dari Pulau Patmos, tepatnya di Laut Aegea. Diperkirakan ditulis pada akhir masa pemerintahan Kaisar Domitianus, sekitar tahun 96 M. 

Saat ini, Pulau Patmos merupakan wilayah dari Yunani. Pulau ini masuk ke dalam wilayah Perfektur Dodecanese, Yunani. Pulau kecil ini terletak di lepas pantai barat negara Turki,  sering disebut Asia Kecil. Luas pulau ini 34,6 km², dengan titik tertinggi berada di 269 mdpl. 

Meski begitu ada pandangan lain bahwa Kitab Wahyu ditulis oleh pengikut Kristus yang lain. Tapi menurut tradisi jemaat perdana, diyakini bahwa tulisan yang ada dalam Kitab Wahyu adalah oleh Rasul Yohanes. 


Seperti yang diketahui, dalam Kitab Wahyu, Rasul Yohanes ini menuliskan surat² nya kepada beberapa jemaat Allah, kalau dihitung ada 7 jemaat saat itu. 

Pada postingan kali ini kita akan membahas jemaat mana saja sih yang disebutkan dalam Kitab Wahyu tersebut, karena pesan² yang dituliskan oleh Rasul Yohanes untuk menguatkan jemaat² tersebut itu menggambarkan suasana atau keadaan yang dialami jemaat tersebut, dan situasi itu ternyata masih relate dengan gambaran situasi yang umum kita alami sebagai jemaat Allah yang tinggal dimana pun kita berada. 

Urutan yang saya sebutkan ini tidak menentukan apapun ya, saya hanya sebutkan berdasarkan apa yang tersebut saja, jadi jangan jadi patokan. 

#1 Jemaat Efesus
Efesus merupakan sebuah kota kuno di Yunani, dahulunya. Lokasinya ada di pesisir Ionia, saat ini wilayahnya masuk ke dalam Provinsi Izmir, Turki. 

Kota ini dulunya dibangun pada abad ke-10 SM. Selama era Yunani Klasik, kota ini merupakan salah satu dari dua belas kota yang menjadi anggota Liga Ionia. Kemudian sempat dibawah kekuasaan Republik Romawi tahun 129 SM. 

Sebelum masa Kekristenan dikenal di wilayah ini, Kota Efesus dikenal pendudukanya memuja Dewi Artemis. Diketahui Rasul Paulus tinggal selama tiga tahun di Efesus dari tahun 52 - 54 M. 


Berdasarkan Kitab Wahyu, jemaat di Efesus ini punya karakter pekerja keras, namun ditegur karena meninggalkan kasih mula-mulanya. Dapat dilihat pada Kitab Wahyu 2: 1 - 7.

Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. (Wahyu 2: 4) 


#2 Jemaat Smirna atau Smyrna
Smirna atau Smyrna merupakan kota kuno yang terletak di bagian tengah di pantai Laut Aegea dari wilayah yang saat ini adalah di Anatolia, Turki. Lokasinya sekarang ini terletak di dalam daerah kota modern İzmir, Turki.

Di kota kuno ini pada abad ke-7 SM ada sebuah kuil Dewi Athena. Dulunya masih masuk ke dalam wilayah Yunani. 

Berdasarkan Kitab Wahyu 2: 8 - 11, dikatakan bahwa jemaat di kota ini mengalami kesengsaraan dan kemiskinan. Namun dikagumi karena kesetiaannya dan akan mengalami penganiayaan yang lebih lanjut. 

Janganlah engkau takut terhadap apa yang harus engkau alami! Sesungguhnya, iblis akan melemparkan beberapa dari antara kamu ke dalam penjara supaya kamu dicobain dan kamu akan menderita kesukaran selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, maka aku akan memberikan kepadamu mahkota hidup. (Wahyu 2: 10).


#3 Jemaat Pergamus
Sama seperti dua kota kuno yang disebutkan sebelumnya, Pergamus juga merupakan kota kuno Yunani di wilayah yang saat ini menjadi wilayah Anatolia, Turki. Sekarang, lokasi utama kota kuno Pergamus terletak di sebelah barat dan utara kota modern Bergama.

Pada masa kuno, kota ini jadi pusat penyembahan berhala, dan pemujaan Kaisar Romawi. Terdapat pula kuil² untuk penyembahan dewa-dewi Yunani seperti Athena, Zeus dll. 

Pernah menjadi ibukota dari Kerajaan Pergamon, pada masa Helenistik, pada tahun 281 - 133 SM. 

Berdasarkan Kitab Wahyu 2: 12 - 17, kota ini dianggap sebagai tahta iblis, jemaat di kota ini ditegur karena membiarkan guru-guru palsu dan berkompromi dengan praktik-praktik yang tidak kudus. 

Jemaat di Pergamus hidup dengan pengaruh ajaran Bileam dan kaum Nikolaus. Jemaat di sana ditegur pula karena ada beberapa jemaat yang masih mengikuti ajaran yang salah, mereka diminta untuk bertobat. 

Tetapi ada beberapa hal yang Kurangi pada engkau, yaitu engkau membiarkan orang yang menempuh ajaran Bileam, yang mengajar Balak meletakan baru sandungan bagi orang Israel, makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala dan melakukan perbuatan zinah. (Wahyu 2: 14) 


#4 Jemaat Tiatira
Merupakan sebuah kota kecil kuno Yunani, kota ini berdiri pada tahun 4 SM, sekarang menjadi kota Akhisar ("kastil putih") di Turki modern, Provinsi Manisa. Kota ini terletak di ujung barat Turki, barat daya Istanbul, dan timur-timur laut Athena. Kota ini berjarak sekitar 80 km dari Laut Aegea. 

Sebelum disebut Tiatira atau Thyateira kota ini bernama Pelopia dan Semiramis pada masa Helenistik tahun 290 SM. 

Berdasarkan Kitab Wahyu 2: 18 - 29, jemaat di kota ini dikenal karena kasihnya, namun mendapatkan teguran karena menoleransi ajaran seorang nabiah palsu yaitu seorang wanita Izebel yang mengajak pada percabulan serta penyembahan berhala. 

Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala. (Wahyu 2: 20) 


#5 Jemaat Sardis atau Sardes
Merupakan kota kuno, dulunya merupakan ibukota dari Kerajaan Lidia. Kota kuno Sardis ini dikenal sebagai kota yang makmur pada abad ke-7 SM, sebagai pusat perdagangan emas dan perak, dikenal juga sebagai kota tempat percetakan uang pertama. 

Saat ini sudah menjadi kota modern bernama Kota Sart, masuk dalam bagian wilayah Provinsi Manisa, Turki. 

Berdasarkan Kitab Wahyu 3: 1 - 6, jemaat di kota ini punya reputasi hidup, tetapi secara rohani mati; diperingatkan untuk bertobat dan menguatkan diri. 

Karena itu ingatlah, betapa engkau telah menerima dan mendengar, perihalah itu dan bertobatlah! Jika engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang bagimu seperti seorang pencuri, dan engkau tidak akan tahu pada saat mana Aku akan datang kepadamu. (Wahyu 3: 3) 


#6 Jemaat Filadelfia
Sama seperti kota yang sudah disebutkan di atas, kota ini juga termasuk kota kuno. Kota ini didirikan pada tahun 189 SM oleh Raja Eumenes II dari Pergamon. Nama kota ini Filadelfia yang berarti kasih persaudaraan. 

Kota ini dahulu terkenal sebagai kota pemroduksi anggur yang makmur, penduduknya menyembah Dewa Anggur. Selain itu kota ini juga penghasil kismis dari anggur sultana. 

Meski begitu, kota ini rawan bencana geologi yaitu gempa bumi. 

Pada tahun 133 SM kota ini diserahkan kepada Romawi. 

Saat ini kota ini merujuk pada kota bernama AlaÅŸehir di wilayah Turki, masuk ke dalam provinsi Manisa, Turki. 

Berdasarkan Kitab Wahyu 3: 7 - 13, jemaat di kota ini mendapatkan pujian karena kesetiaan dalam menaati firman Allah, dan bertekun dalam menghadapi kesulitan. 

Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman Ku dan engkau tidak menyangkal nama Ku. Lihatlah, beberapa orang dari jemaah iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkan berdusta, 


#7 Jemaat Laodikia
Merupakan kota kuno yang cukup makmur pada masa Turki kuno. Kota ini terkenal akan pusat perbankan dan perdagangan tekstil yang terkenal dengan wool hitamnya, selain itu menjadi pusat budaya, seni dan olaraga. Tak hanya itu, kota ini juga merupakan pusat ilmu kedokteran dalam hal pengobatan salep mata. Kota ini Didirikan pada abad ke-3 SM oleh Raja Seleukia Antiokhus II. 

Kota ini pertama kali disebut Diospolis, lalu Rhoas, sebelum akhirnya dinamai Laodikia oleh Antiokhus II Theos untuk menghormati istrinya. 

Berdasarkan Kitab Wahyu 3: 14 - 22, jemaat di kota ini dianggap 'suam-suam kuku' dan hambar; kaya secara finansial namun miskin secara rohani. 

Jemaat Laodikia dikenal akan kekayaan dan kemakmurannya, namun miskin secara rohani, karena jemaatnya lebih fokus pada materi. 

Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli daripada Ku, emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjangan mu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumasi matamu, supaya engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat. (Wahyu 3: 15 - 22) 


Itulah dia jemaat² yang mendapatkan surat langsung oleh Rasul Yohanes, sebagai penguatan dan petunjuk bagaimana seharusnya membangun iman yang seturut kehendak Kristus Yesus, seperti apa yang sudah diamanatkan Nya kepada para murid-Nya. 

Adakah dari salah¹ situasi yang dialami jemaat tersebut tengah kamu alami saat ini? 

Bisa jadi perenungan kita masing², ada baiknya kamu membaca Kitab Wahyu lebih detail dari awal supaya lebih memahami apa yang Tuhan mau untuk kita perbuat. 

Sekian dulu sharing informasi yang bisa saya bagikan pada postingan kali ini, sekalian bisa belajar sejarah dan pembuktian bahwa Kekristenan bukan dongeng, tapi nyata adanya. Iman kita bisa dibuktikan, karena Kristus Yesus adalah nyata. -cpr

#onedayonepost
#sejarah
#informasi
#kitabwahyu

Rabu, 20 Agustus 2025

Para Ahli Tanpa Iman, Dasarnya Dangkal

Pikiran logika saya dibuat tergelitik ketika 'dipaksa' membaca sebuah artikel yang berjudul "Keberadaan Yesus Kristus Dibeberkan Ahli Arkeologi, Cek Faktanya."


Kalau mau baca langsung artikelnya bisa klik langsung di tautan yang saya bagikan. Mungkin pov nya bisa berbeda. Tapi saya ingin berkomentar awal ketika pertama kali baca judulnya, dengan bertanya:

Ahli arkeologi yang mana? 

Pembandingnya apa? 

Dasar sejarah yang dipakai yang mana? Dari abad ke-6 atau dari awal mula lahirnya Yesus Kristus?

Siapa dulu arkeolognya, seorang atheis kah atau seorang seperti Zakir Naik yang seperti pintar tapi dangkal ilmu sejarah dan literaturnya? 

Itulah dia reaksi otomatis yang muncul baru membaca judulnya. Entah, saya belum masuk ke isi artikelnya, tapi seperti sudah ingin bereaksi demikian. Karena begini, orang Yahudi, orang Kristen itu lahir lebih dulu dengan catatan² sejarah yang lebih detail dari yang lahir belakangan (abad ke-6) tapi bisa dengan bangga yang lahir belakangan mengklaim sepihak mereka yang paling 'benar', agak rancu, sedangkan 'sejarah' mereka main comot. Make sense? 

Jika yang berlogika tentunya mikir, entahlah agnostik dan atheis lebih memilih jalur aman daripada berpikir objektif. 

Artikel ini memulai dengan hasil sebuah survei pada tahun 2015, yang dilakukan sebuah gereja di Inggris. Tidak diketahui gerejanya apa, dari denominasi apa. Bahwa sebanyak 22% orang dewasa Inggris tidak percaya bahwa Yesus Kristus adalah sosok yang nyata. 

Artinya sebanyak 82% bisa dikatakan orang dewasa Inggris percaya bahwa Yesus Kristus sosok yang nyata? 

Lawrence J. Mykytiuk, gambar diambil dari Google

Hasil survei ini diperjelas oleh pandangan seorang profesor Ilmu Perpustakaan dari Universitas Purdue, juga seorang penulis artikel Biblical Archeology Review yang bernama Lawrence Mykytiuk, katanya tidak ada bukti fisik soal keberadaan Yesus Kristus. 

Universitas Purdue adalah universitas riset negeri yang terletak di West Lafayette, Indiana, Amerika Serikat. Didirikan pada tahun 1869, Purdue dikenal dengan program-program unggulannya di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM), serta program di bidang pertanian, manajemen, seni liberal, dan lainnya. 

Dari sini sudah jelas sekali kedangkalan cara berpikir seorang profesor dari ilmu perpustakaan, dari sini, mungkin yang dibaca adalah perpustakaan setingkat kecamatan. Padahal jelas jika dia ahlinya dibidang itu, banyak sekali literatur² yang membahas hal tersebut. 

Tapi memang dari tulisan² dan pandangan seorang Lawrence ini memang lebih didasarkan pada 'ketidakpercayaan', sama seperti saya yang tidak begitu percaya pada keyakinan bahwa ada yang mengatakan ada kitab suci yang jatuh kedebuk dari langit. 

Mungkin beliau adalah seorang atheis atau agnostik? 


Selanjutnya serupa dengan seorang atheis atau mungkin agnostik tadi, ada juga pendapat dari seorang profesor studi agama di Universitas North Carolina, dia bernama Bart D. Ehrman: "Kurangnga bukti bukan berarti seseorang pada saat itu tidak ada. Artinya, dia, seperti 99,99% penduduk dunia lain saat itu, tidak memberikan peninggalan apapun pada catatan arkeologi."

Masih menurut pendapat orang yang sama: "Semua buku-buku ini ditulis oleh orang Kristen dan jelas-jelas memiliki bias dalam apa yang mereka laporkan, dan harus dievaluasi dengan sangat kritis untuk mendapatkan informasi yang bisa diandalkan secara historis."

Bahrt D. Ehrman, gambar diambil dari Google


Bahrt D. awalnya adalah seorang Kristen dari Gereja Episkopal (denominasi Protestan, masih merupakan satu komunio dengan gereja Anglikan),  lalu kemudian menjadi seorang Kristen liberal dan akhirnya menjadi seorang atheis agnostik.

Benar sesuai dugaan saya bahwa pemikiran seperti ini pastinya dilahirkan dari seorang atheis agnostik, itu kenapa saya berkeinginan mereka juga membedah historical dari catatan² sejarah soal sosok nabi yang lain, sejauh apa kedangkalan atau ketajamannya? 

Pernyataan ini jelas muncul dari yang atheis atau agnostik. Sebenarnya pernyataan yang sama pernahkah mereka lakukan pada telaah sejarah sebuah kitab suci yang datang dari langit (baca: kedebuk). 

Karena dari telaah mereka atas keyakinan yang dasarnya ilmiah dan bukti otentifikasi terbatas tetapi bisa menghasilkan pernyataan yang berkebalikan itu sudah jelas membuktikan siapa mereka dan objektivitas keilmuan mereka. 

Karena mereka menuduh orang Kristen yang menuliskan catatan² sejarah itu tidak objektif sedangkan mereka adalah profesor yang ternyata tidak lebih objektif dengan gelar yang mereka sandang. Apa situ sehat? 

Kesimpulannya memang sulit ketika berpedoman pada ahli dengan ilmu yang dangkal. Karena pada dasarnya semua bisa dipelajari bahkan tanpa iman sekalipun, tapi jika prinsip² dasar yang dipakai objektif pasti akan memberikan hasil penelitian yang objektif. 

Repotnya lagi ketika mereka merasa benar sudah menggunakan dasar literatur primer sedangkan sebenarnya ada yang lebih primer lagi, jadi ketika dasar literatur mereka dangkal, ujung² nya hanya sekedar klaim sepihak bahwa "ini diambil dari sumber primer" tanpa melihat primernya lebih tua yang mana? 

Kaum kedebuk dari langit pasti sangat senang dengan bahasan² seperti ini, seolah-olah teori yang turun dari langit itu 'benar' padahal ketika kitab mereka dibedah secara historis dengan ilmu yang sama dengan dua profesor yang menurut saya atheis dan agnostik ini pasti sama saja, karena memang sumber² primernya justru lebih diangkal lagi. 

Diakhir artikel di atas dituliskan demikian, "itu dia persilangan pendapat soal keberadaan Yesus Kristus. Semoga informasi ini bermanfaat!"

Hah, manfaat dari mana? 

Persilangan pendapat dari mana? 

Justru gak ada yang disilangkan, karena memang dasar² nya dangkal sekali, yang memang benar ini murni pendapat dari dua profesor atheis atau agnostik saja, bahkan untuk adu argumen lain pun juga dangkal dasar sejarahnya, sumbernya bukan sumber primer yang benar² primer. 

Jadi kesimpulannya, membaca artikel seperti di atas justru kita tidak mendapatkan apa², karena itu tadi dangkal sekali literasi ilmiahnya. Ya wajar juga sih, untuk sebuah artikel sederhana mana mungkin disajikan data dan bukti arkeologi yang lengkap. 

Tapi balik lagi, soal keimanan itu gak bisa dilakukan oleh orang yang tendensi, harus dilakukan oleh ahli yang memang objektif mengupas dari akarnya akar, bukan cuma dari kulit apalagi dari bukti² sekunder saja, bahkan bukti primer sekalipun harus diuji lagi dengan bukti primer lainnya. 

Justru dengan membaca artikel ini saya semakin yakin bahwa Yesus Kristus memang ada, karena yang melihat akan buta, yang buta justru melihat. Dua profesor itu hidup dengan caranya sendiri, biarlah mereka hidup dengan cara itu, sampai nanti dia tahu kebenaran Nya. -cpr

#onedayonepost
#opini
#profesoragnostik
#profesoratheis

Selasa, 06 Mei 2025

Sebuah Alasan Berpindah Keyakinan

Pada tahun 2025 ini saya melakukan keputusan besar menyangkut keyakinan saya, dimana tahun ini dipertengahan tahun saya memutuskan bergeser keyakinan ke Kristen dari Kristen Katolik, karena kondisi rencana pernikahan. 

Gereja Kristen yang saya pilih adalah gereja lokal di daerah Pandaan, dimana saya tinggal domisili saat ini. GBIS Pandaan, itulah nama gereja lokal ini.

Gereja ini dipilih karena calon pasangan saya juga beribadah di sini, walaupun saat ini data kejemaatannya ikut ke GKRI Mojorejo, Batu. 

Ilustrasi, gambar diambil dari Google


Gereja Kristen berbeda dengan Gereja Katolik yang gereja tersistem terpusat dan teroganisir ditiap-tiap daerah (kabupaten/ kota) dan terhubung secara hirarki, sehingga dimana pun kita beribadah dan bergereja itu berlaku universal. 

Namun gereja Kristen sifatnya lokal, dan satu jemaat terikat di satu gereja itu saja, bahkan gereja cabang yang masih satu payung itu pun sistem keanggotaannya ya lokal. Misalkan, GBIS ini punya beberapa cabang, salah¹ nya di Pandaan misalnya dimana saya tinggal. 

Selain alasan pertama yang saya sebutkan tadi di atas, alasan lain adalah ingin mencoba memahami bagaimana gereja itu berkembang, dari yang awalnya itu adalah satu (oleh Yesus Kristus), kemudian disebarkan oleh murid-murid Nya yang adalah 12 rasul, lalu menjadi 70 murid, lalu bertambah lagi terus-menerus, ditambah ada skisma yang terjadi diperiode perkembangan gereja, hingga akhirnya muncul gerakan reformasi gereja pada abad ke-16 membuat gereja Kristen berkembang menjadi banyak denominasi. 

Salah¹ gereja Kristen yang saya jalani saat ini, saya kira sama juga di gereja Kristen lainnya, dimana basis ajarannya hanya ada pada Alkitab saja, dimana apa yang sudah tertulis dan dibukukan di sanalah yang dibedah dan dipahami setiap saat dan setiap waktu sebagai pedoman hidup. 

Jadi untuk menjadi orang Kristen yang benar, adalah berpegang pada semua firman yang ada di sana, baik dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. 

Dan saya menilai, bahwa orang Kristen ini memang sangat militan ya karena itu, pegangannya ya cuma satu yaitu Alkitab, sehingga satu buku itu benar² jadi pedoman hidup, dibedah tiap saat (hari, minggu, bulan, tahun), dibenturkan dengan segala tindak-tanduk kita umat pengikut Kristus. Supaya apa, supaya benar² menjadi pengikut Kristus yang sejati, menjadi orang benar seturut kehendak dan firman Allah yang hidup. 

Saya berpikir, bahwa mudah-mudahan dengan jalan ini saya bisa hidup dengan lebih benar, sesuai dengan ajaran Yesus itu, meskipun disisi lain saya punya pengetahuan yang sudah saya pahami sebelumnya, harapannya bisa membuat saya lebih baik memahami iman Kristiani secara utuh dan penuh, baik secara penafsiran dalam kehidupan sehari-hari, dalam tradisi dan sejarah gereja yang sebenarnya gak bisa dilepaskan dan dipisahkan. 

Saya beruntung menjadi seorang Kristen yang pernah Katolik, karena informasi pengetahuan tentang iman Kristiani lebih kuat, apalagi cuma sekedar menghadapi Zakir Naik yang cuma bisa mengumbar emosi saat berkotbah atau Felix Siaw atau siapapun yang sering menggunakan doktrin² tertentu untuk menggoyahkan iman Kristiani.

Jadi mau Kristen atau Katolik mungkin iman akan Kristus Yesus itulah yang terpenting untuk disebarkan, supaya orang lain yang belum mengenal Yesus jadi kenal akan Dia. Itu yang terpenting. Tapi jika mereka butuh penjelasan sejarah, setidaknya sayya tahu awal mulanya, dan ketika dihadapkan pada hal² yang tidak bisa di jawab oleh Alkitab, saya bisa menjawabnya karena saya pernah Katolik. 

Jujur saja, hal yang belum bisa dilakukan mayoritas orang Katolik (dari pov saya pribadi) adalah militannya terhadap firman itu sendiri, aplikasi iman Kristiani orang Katolik masih kurang gregetnya. Ibarat orang Katolik itu orang 'jowo' yang serba nerima, sedangkan orang Kristen itu seperti orang luar pulau yang tembak langsung, reaktif dan penuh aksi. Pandangan ini bisa salah, silakan koreksi dalam diri masing², ini pendapat saya pribadi, gak perlu diperdebatkan. 

Sisanya, ya saya mencoba hidup yang benar, karena ada tertulis, "doa orang benar yang didengar". Berusaha menjadi orang benar dengan tafsiran para gembala, meski berbeda sudut pandangnya satu sama lain, saya percaya jika jalannya benar dampaknya juga akan benar. Saya kini mencoba meyakini statement ini, "baik itu relatif tapi benar adalah absolute atau suatu kepastian."

Segitu saja yang bisa saya bagikan, ini adalah sharing dari saya kontributor blog ini, yang juga saya kelola sendiri. -cpr

#onedayonepost
#opini
#coratcoret

Rabu, 23 April 2025

First This Blog is Born

First This Blog is Born
Syallom, ini kali saya mau mengenalkan blog baru saya, ini new born, blog dengan tema rohani yang berbeda dengan blog rohani yang sebelumnya, masih sama sebenarnya, lahir dari rahim yang sama, sama-sama punya pandangan iman yang sama yaitu Yesus Kristus.

Blog ini saya buat ketika saya proses katekisasi bergeser denominasi Kristen, dari sebelumnya Katolik ke Kristen Protestan. Tidak ada masalah dengan kepindahan ini, karena prinsipnya sama, kepindahan ini hanya karena hal tertentu, bukan karena masalah dogma tertentu.

Blog ini akan diisi dengan budaya Kristen dengan denominasi yang lain. Lahirnya blog ini bukan berarti menyudahi blog lain yang sudah saya bangun, blog's tersebut masih akan tumbuh bersama. Blog ini dibangun murni baru, dengan alamat email baru, yang saya lahirkan sesuai tanggal dimana saya mulai masuk ke 'dunia baru'.

Jadi email yang saya gunakan untuk blog ini adalah christomatius161@gmail.com dan blog ini saya beri nama WRITE+TO+GOD, setidaknya untuk awal, itu yang terlintas dalam pikiran saya. Bisa saja dikemudian hari akan berubah nama lagi, kita lihat saja prosesnya nanti. Email saya lahir pada 19 April 2025, dan blog saya ini lahir pada 23 April 2025.

Oh ya, diblog ini juga akan saya jelaskan prosesnya bagaimana ketika seseorang menjadi Kristen denominasi protestan, yang sangat konsen pada tumbuhnya gereja-gereja lokal.

Ini jadi pembelajaran baru bagi saya, dari sisi iman tentunya saya tidak akan berubah banyak, saya hanya akan menambah pengetahuan dan pemahaman, bagaimana Yesus yang satu, bisa menghasilkan banyak 'buah', dimana tiap-tiap 'buah' ini punya rasanya masing-masing, tanpa menghilangkan sari pati yang utamanya, yaitu Kristus Yesus sendiri.

Segitu saja sih pengantarnya, pembuka dari blog ini. Jadi per hari ini, blog WRITE+TO+GOD ini dibuka, dan mudah-mudahan bisa jadi sarana berbagi informasi seputar iman tentang Yesus Kristus. wtg

#onedayonepost
#blog
#pembukaan
#firstpost