Selasa, 02 September 2025

Mengenal Istilah Apologet Kristen

Pernahkah mendengar penyampaian firman dari seorang hamba Tuhan bernama Elia Myron? Kalau yang sering scrolling media sosial pasti gak akan asing dengan nama tersebut. 

Dia punya nama asli Elia Hathaway, pria kelahiran Jakarta, 29 Oktober 1994. Dia punya orang tua yang berbeda agama, ayahnya seorang Kristen dan ibunya seorang Yahudi. Dia dikenal di sosial media sebagai seorang apologet, dia adalah seorang Kristen Protestan. Disosial media Tiktoker dan internet sering membahas soal hubungan antara teologi agama² Abrahamik. 

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Latar belakang pendidikannya adalah seorang Sarjana Sastra Inggris dari Universitas Indonesia (2016). Kemudian mengambil S2 di kampus yang sama bidang master teologi, lulus 2018. 

Tapi pada post kali ini saya gak akan bahas soal pribadi atau apa saja yang dibahas oleh Elia. Saya hanya ingin membahas soal istilah apologet. Karena Elia Myron sangat akrab dengan istilah apologet. 

Meski Elia seorang Kristen Protestant, namun Elia sangat memahami sejarah dan tradisi gereja sejak mula², bahkan sejarah atau historical Yahudi sejak jaman Abraham, dimana bagi keyakinan Kristen, histori mula² sejak Adam Hawa, Bapa Abraham, Nuh, Musa, ke Yesus Kristus hingga perkembangan Kekristenan hingga saat ini, Elia cukup menguasainya dengan sangat baik dan benar. Sangat jarang ditemui seorang Kristen Protestant yang sangat memahami hal ini. Dimana seorang Protestant membatasi hanya pada Alkitab saja, tidak lebih dari itu. 

Kita balik lagi, istilah apologet itu apa sih? 

Apologetika berasal dari bahasa Yunani kuno, apologia, secara umum artinya pembelaan. Bentuk kata kerjanya apologoumai yang memiliki arti melakukan suatu pembelaan, berbicara untuk membantah, baik untuk merespon tuduhan maupun tuntutan dalam sidang pengadilan. 

Apologet atau apologetika Kristen adalah ilmu sistematis yang mempertahankan dan menjelaskan iman dan kepercayaan Kristen. Apologet itu bisa diartikan pembela. 

Mungkin dalam analogi saudara kita yang Muslim, dikenal komunitas atau kelompok seperti FPI (Front Pembela Islam), mungkin itulah istilah apologet Islam. Namun, istilah apologet lebih akrab dalam istilah Kristen, karena memang serapan bahasa asing non Arab lebih akrab dengan dunia Kristen. Kalau Islam lebih akrab dengan terjemahan Arabic. 

Ilmu ini berusaha menjawab serta menunjukan bentuk pernyataan sikap atas kaum skeptisisme yang meragukan keberadaan Allah dalam rupa Yesus Kristus, Allah yang menjadi manusia atau menyerang kepercayaan kepada Allah yang terdapat dalam Alkitab. 

Pembelaan ini dapat ditunjukkan kepada pemeluk agama yang lain, aliran Kristen yang lain, warga komunitas Kristen yang ragu-ragu atau kepada orang beriman biasa yang ingin mengerti bahwa iman mereka dapat dipertanggungjawabkan dan iman yang benar. 


Secara historis, Elia Myron pernah mengatakan, bahwa apologet ini sudah ada sejak jaman Rasul Paulus, pada awal perkembangan gereja mula². Kemudian juga dilakukan oleh para penulis Patristik seperti Origenes dari Aleksandria (Origenes Adamantios) , Augustinus dari Hippo, Yustinus Martir dan Quintus Septimius Florens Tertullianus (Tertullianus), Klemens dari Aleksandria, kemudian diikuti oleh para penulis seperti Thomas Aquinas dan Anselmus dari Canterbury pada zaman Skolastisisme. 

Selain Elia Myron di Indonesia, apologet Kristen lainnya yang tak kalah cakap pengetahuan dan pemahaman Kekristenan secara historikal dan teologi hingga soal bahasa kuno adalah Bambang Nooersena. Ada pula apologet wanita Rita Wahyu. Ada juga pendeta / imam Gereja Ortodoks Indonesia Daniel Byantoro. 

Nama yang saya sebutkan di atas adalah apologet Kristen yang punya pengetahuan dan pemahaman yang baik dan cakap. Sebenarnya ada banyak apologet Kristen, namun hanya yang saya sebutkan di atas yang terbaik menurut saya, karena dasar ilmunya serta penjelasannya sangat historis dan bisa dipertanggungjawabkan, ditambah lagi literatur yang mereka gunakan adalah literatur primer. 

Sangat berbeda dengan non Kristen (selain Yahudi) yang sering menggunakan literatur sekunder untuk membenarkan ajaran iman mereka, sehingga secara ilmu literasi apa yang mereka yakini ini bisa dan patut diragukan. Wajar saja, lahir belakangan koq bisa membuat ceritanya sendiri, sedangkan yang sejaman dan lahir lebih dulu (Yahudi dan Kristen) punya alur cerita yang sama. 

Sebagai seorang Kristen baik Katolik atau Protestant atau aliran Kristen lainnya yang sering mendapatkan serangan argumen negatif mengenai iman kita, yang meragukan iman Kristen, maka orang Kristen itu perlu dibekali pemahaman dan informasi yang baik dan benar. 

Kita gak perlu jadi apologet seperti mereka yang saya sebutkan namanya di atas tadi. Kita hanya perlu memahami informasi dari yang disampaikan oleh para apologet ini, karena apa, itu jadi dasar iman kita. Jadi apabila ada yang menyerang iman Kristen, meragukan konsep yang ada dalam Kekristenan, karena kita sudah paham maka harus bisa menjawabnya, atau minimal tidak tergoyahkan imannya. 

Soalnya kebanyakan public figure yang mengaku penganut Kristen ketika ditanya soal iman mereka, mereka justru gak tahu apa², bahkan tampak terlihat bodoh dan mudah diarahkan, karena mereka sendiri gak paham soal imam mereka. Pada akhirnya, demi popularitas dan karena iman yang cetek, mereka sangat dengan mudah untuk berpindah keyakinan. 

Repotnya pas setelah pindah agama, mereka seolah-olah jadi paling paham soal iman mereka yang dahulu, padahal yang dijelaskan atau yang dikoar-koar perbandingkan adalah hal yang tidak sesuai atau salah. 


Segitu saja sharing yang bisa saya bagikan, semoga ketika mendengar istilah 'apologet' jadi paham artinya apa dan maksudnya apa. Sampai jumpa dipostingan berikutnya, membahas hal lainnya lagi. -cpr

#onedayonepost
#informasi
#apologetkristen
Previous Post
Next Post

http://bit.ly/cocoper6

0 komentar: