Kamis, 29 Mei 2025

Ibadah Padang Jemaat GKRI Perayaan Yesus Naik ke Surga dengan Mulia

Postingan ini sebenarnya saya tulis latepost, kejadiannya sudah terjadi beberapa bulan lalu, baru ada kesempatan untuk upload dan posting diblog ini. 

Jadi saat perayaan Hari Raya Yesus Kristus Diangkat ke Surga dengan Mulia, GKRI Mojorejo, Batu ngadain ibadah padang. Acara ini berlangsung pada 29 Mei 2025.

Kebetulan saya diajak oleh calon istri ikut serta, GKRI Mojorejo ini kan sudah jadi gereja masa kecilnya sampai dia beranjak dewasa. Saya diajak ikut untuk kenal dengan komunitas gereja lokal, selain GBIS Hosana Pandaan yang jadi tempat dimana saya terdaftar jadi jemaat. 

Ibadah padang kali ini dilakukan di Bumi Perkemahan Bedengan. Ya Bumper ini jadi tempat pertama kali saya mengenal dunia perkempingan. Jadi ketika saya datang ke sini lagi itu seperti flashback ke beberapa tahun yang lalu. 


Ibadah padang ini sebenarnya mengundang seluruh jemaat GKRI Mojorejo namun tidak semua bisa hadir, hanya beberapa jemaat yang memang selalu antusias. 

Jam 08:00 pagi ya berkumpul di gereja untuk berangkat bersama-sama, barang² bawaan yang bisa dibawa ya dibawa di mobil yang masih kosong. Jemaat yang tidak ada kendaraan, yang bisa dibawa dengan mobil yang ada bisa sekalian dibawa ikut juga. 

Ini sewaktu di depan loket mau masuk, antri sambil tunggu menunggu. Ternyata akses masuknya masih sama yaitu melintas sungai kecil gitu, masih sama kaya dulu. #dokpri


Ini sudah di parkiran, SiDat sudah di posisi aman siap ditinggal. Nampak Dewi & Dessy dan satu jemaat yang ikut semobil dengan kami. #dokpri

Ini suasana parkiran ketika hari menjelang siang tengah hari, mulai ramai juga. Bukan camping tapi pada acara komunitas gitu. #dokpri

Setelah semua siap kami berangkat bersama, ada yang lebih dulu ada yang iring-iringan. Tiba di lokasi itu sekitar pukul 08:30. Karena tidak jauh kalau dari gereja kami ini ke Bumper Bedengan. 

Konsep acaranya di sana memang tidak disediakan konsumsi, hanya air mineral saja disediakan. Untuk makan, makan siang itu jemaat bawa makanan masing² di sana dan akan makan bersama, saling tuker lauk pauk begitu, jadi keakraban bersama. 

Ini dia rice bowl penuh berkat buatan Dewi & Dessy, made in home. #dokpri

Saya dari Pandaan itu berangkat bersama Dewi dan Dessy. Dewi dan Dessy mempersiapkan makanan rice bowl bikinan sendiri. Penampilannya seperti rice bowl beli, rasanya tentunya gak kalah dong. Untung saya sisakan dokumentasinya untuk kenang-kenangan. 

Sampai di sana kami cari tempat lapang yang nyaman untuk kami ibadah. Untung saya bawa HT, jadi bisa digunakan untuk komunikasi, soalnya di sana itu susah sinyal. Supaya jemaat tidak bolak-balik sana-sini sampai ditemukan tempat yang pas. Akhirnya kita dapat diblok agak ke atas. 

Gelar tikar dan alas, kebetulan saya juga bawa terpal, jadi terpal itu bisa dipakai untuk alas duduk. 

Acara ibadah pun dimulai, dengan bernyanyi, berdoa dan games bersama. Acaranya meriah sekali, kami bergembira dalam kasih Tuhan, saling akrab bermain games rohani. Acara ditutup dengan acara makan siang bersama. 

Sesaat acara belum akan dimulai, masih persiapan. #dokpri

Acara sudah masuk sesi awal. Nampak Pak Pdt. Suryo terlihat dikamera ini. #dokpri

Ini sudah acara firman oleh Pdt. Suryo.  #dokpri

Ini acara games rohani. #dokpri

Setelah ibadah padang ini kami semua acara bebas, ada yang langsung pulang, ada ngobrol² dulu di cafe Bedengan. 

Saya, Dewi, Dessy, Pdt. Suryo dan beberapa jemaat juga ngobrol di cafe Bedengan ini, ramah tamah sambil ngopi, sampai waktu melewati tengah hari. Ngobrol di sana cukup nyaman karena sejuk. 



Begitulah kira² catatan acara ibadah padang perayaan Hari Raya Yesus Kristus Naik ke Surga dengan Mulia tahun 2025 GKRI Mojorejo, Batu. Hanya itu yang bisa saya dokumentasikan, selebihnya banyak yang lupa karena acaranya sudah berlalu beberapa bulan lalu. Postingan ini baru saya buat pada November 2025.

Sampai jumpa dipostingan lainnya, membahas apapun seputar dunia Kristen. Syaloom, Tuhan Yesus memberkati kita semua. -cpr

#onedayonepost
#gkri
#jurnal
#ibadahpadang

Selasa, 06 Mei 2025

Sebuah Alasan Berpindah Keyakinan

Pada tahun 2025 ini saya melakukan keputusan besar menyangkut keyakinan saya, dimana tahun ini dipertengahan tahun saya memutuskan bergeser keyakinan ke Kristen dari Kristen Katolik, karena kondisi rencana pernikahan. 

Gereja Kristen yang saya pilih adalah gereja lokal di daerah Pandaan, dimana saya tinggal domisili saat ini. GBIS Pandaan, itulah nama gereja lokal ini.

Gereja ini dipilih karena calon pasangan saya juga beribadah di sini, walaupun saat ini data kejemaatannya ikut ke GKRI Mojorejo, Batu. 

Ilustrasi, gambar diambil dari Google


Gereja Kristen berbeda dengan Gereja Katolik yang gereja tersistem terpusat dan teroganisir ditiap-tiap daerah (kabupaten/ kota) dan terhubung secara hirarki, sehingga dimana pun kita beribadah dan bergereja itu berlaku universal. 

Namun gereja Kristen sifatnya lokal, dan satu jemaat terikat di satu gereja itu saja, bahkan gereja cabang yang masih satu payung itu pun sistem keanggotaannya ya lokal. Misalkan, GBIS ini punya beberapa cabang, salah¹ nya di Pandaan misalnya dimana saya tinggal. 

Selain alasan pertama yang saya sebutkan tadi di atas, alasan lain adalah ingin mencoba memahami bagaimana gereja itu berkembang, dari yang awalnya itu adalah satu (oleh Yesus Kristus), kemudian disebarkan oleh murid-murid Nya yang adalah 12 rasul, lalu menjadi 70 murid, lalu bertambah lagi terus-menerus, ditambah ada skisma yang terjadi diperiode perkembangan gereja, hingga akhirnya muncul gerakan reformasi gereja pada abad ke-16 membuat gereja Kristen berkembang menjadi banyak denominasi. 

Salah¹ gereja Kristen yang saya jalani saat ini, saya kira sama juga di gereja Kristen lainnya, dimana basis ajarannya hanya ada pada Alkitab saja, dimana apa yang sudah tertulis dan dibukukan di sanalah yang dibedah dan dipahami setiap saat dan setiap waktu sebagai pedoman hidup. 

Jadi untuk menjadi orang Kristen yang benar, adalah berpegang pada semua firman yang ada di sana, baik dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. 

Dan saya menilai, bahwa orang Kristen ini memang sangat militan ya karena itu, pegangannya ya cuma satu yaitu Alkitab, sehingga satu buku itu benar² jadi pedoman hidup, dibedah tiap saat (hari, minggu, bulan, tahun), dibenturkan dengan segala tindak-tanduk kita umat pengikut Kristus. Supaya apa, supaya benar² menjadi pengikut Kristus yang sejati, menjadi orang benar seturut kehendak dan firman Allah yang hidup. 

Saya berpikir, bahwa mudah-mudahan dengan jalan ini saya bisa hidup dengan lebih benar, sesuai dengan ajaran Yesus itu, meskipun disisi lain saya punya pengetahuan yang sudah saya pahami sebelumnya, harapannya bisa membuat saya lebih baik memahami iman Kristiani secara utuh dan penuh, baik secara penafsiran dalam kehidupan sehari-hari, dalam tradisi dan sejarah gereja yang sebenarnya gak bisa dilepaskan dan dipisahkan. 

Saya beruntung menjadi seorang Kristen yang pernah Katolik, karena informasi pengetahuan tentang iman Kristiani lebih kuat, apalagi cuma sekedar menghadapi Zakir Naik yang cuma bisa mengumbar emosi saat berkotbah atau Felix Siaw atau siapapun yang sering menggunakan doktrin² tertentu untuk menggoyahkan iman Kristiani.

Jadi mau Kristen atau Katolik mungkin iman akan Kristus Yesus itulah yang terpenting untuk disebarkan, supaya orang lain yang belum mengenal Yesus jadi kenal akan Dia. Itu yang terpenting. Tapi jika mereka butuh penjelasan sejarah, setidaknya sayya tahu awal mulanya, dan ketika dihadapkan pada hal² yang tidak bisa di jawab oleh Alkitab, saya bisa menjawabnya karena saya pernah Katolik. 

Jujur saja, hal yang belum bisa dilakukan mayoritas orang Katolik (dari pov saya pribadi) adalah militannya terhadap firman itu sendiri, aplikasi iman Kristiani orang Katolik masih kurang gregetnya. Ibarat orang Katolik itu orang 'jowo' yang serba nerima, sedangkan orang Kristen itu seperti orang luar pulau yang tembak langsung, reaktif dan penuh aksi. Pandangan ini bisa salah, silakan koreksi dalam diri masing², ini pendapat saya pribadi, gak perlu diperdebatkan. 

Sisanya, ya saya mencoba hidup yang benar, karena ada tertulis, "doa orang benar yang didengar". Berusaha menjadi orang benar dengan tafsiran para gembala, meski berbeda sudut pandangnya satu sama lain, saya percaya jika jalannya benar dampaknya juga akan benar. Saya kini mencoba meyakini statement ini, "baik itu relatif tapi benar adalah absolute atau suatu kepastian."

Segitu saja yang bisa saya bagikan, ini adalah sharing dari saya kontributor blog ini, yang juga saya kelola sendiri. -cpr

#onedayonepost
#opini
#coratcoret