Pada tahun 2025 ini saya melakukan keputusan besar menyangkut keyakinan saya, dimana tahun ini dipertengahan tahun saya memutuskan bergeser keyakinan ke Kristen dari Kristen Katolik, karena kondisi rencana pernikahan.
Gereja Kristen yang saya pilih adalah gereja lokal di daerah Pandaan, dimana saya tinggal domisili saat ini. GBIS Pandaan, itulah nama gereja lokal ini.
Gereja ini dipilih karena calon pasangan saya juga beribadah di sini, walaupun saat ini data kejemaatannya ikut ke GKRI Mojorejo, Batu.
Gereja Kristen berbeda dengan Gereja Katolik yang gereja tersistem terpusat dan teroganisir ditiap-tiap daerah (kabupaten/ kota) dan terhubung secara hirarki, sehingga dimana pun kita beribadah dan bergereja itu berlaku universal.
Namun gereja Kristen sifatnya lokal, dan satu jemaat terikat di satu gereja itu saja, bahkan gereja cabang yang masih satu payung itu pun sistem keanggotaannya ya lokal. Misalkan, GBIS ini punya beberapa cabang, salah¹ nya di Pandaan misalnya dimana saya tinggal.
Selain alasan pertama yang saya sebutkan tadi di atas, alasan lain adalah ingin mencoba memahami bagaimana gereja itu berkembang, dari yang awalnya itu adalah satu (oleh Yesus Kristus), kemudian disebarkan oleh murid-murid Nya yang adalah 12 rasul, lalu menjadi 70 murid, lalu bertambah lagi terus-menerus, ditambah ada skisma yang terjadi diperiode perkembangan gereja, hingga akhirnya muncul gerakan reformasi gereja pada abad ke-16 membuat gereja Kristen berkembang menjadi banyak denominasi.
Salah¹ gereja Kristen yang saya jalani saat ini, saya kira sama juga di gereja Kristen lainnya, dimana basis ajarannya hanya ada pada Alkitab saja, dimana apa yang sudah tertulis dan dibukukan di sanalah yang dibedah dan dipahami setiap saat dan setiap waktu sebagai pedoman hidup.
Jadi untuk menjadi orang Kristen yang benar, adalah berpegang pada semua firman yang ada di sana, baik dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Dan saya menilai, bahwa orang Kristen ini memang sangat militan ya karena itu, pegangannya ya cuma satu yaitu Alkitab, sehingga satu buku itu benar² jadi pedoman hidup, dibedah tiap saat (hari, minggu, bulan, tahun), dibenturkan dengan segala tindak-tanduk kita umat pengikut Kristus. Supaya apa, supaya benar² menjadi pengikut Kristus yang sejati, menjadi orang benar seturut kehendak dan firman Allah yang hidup.
Saya berpikir, bahwa mudah-mudahan dengan jalan ini saya bisa hidup dengan lebih benar, sesuai dengan ajaran Yesus itu, meskipun disisi lain saya punya pengetahuan yang sudah saya pahami sebelumnya, harapannya bisa membuat saya lebih baik memahami iman Kristiani secara utuh dan penuh, baik secara penafsiran dalam kehidupan sehari-hari, dalam tradisi dan sejarah gereja yang sebenarnya gak bisa dilepaskan dan dipisahkan.
Saya beruntung menjadi seorang Kristen yang pernah Katolik, karena informasi pengetahuan tentang iman Kristiani lebih kuat, apalagi cuma sekedar menghadapi Zakir Naik yang cuma bisa mengumbar emosi saat berkotbah atau Felix Siaw atau siapapun yang sering menggunakan doktrin² tertentu untuk menggoyahkan iman Kristiani.
Jadi mau Kristen atau Katolik mungkin iman akan Kristus Yesus itulah yang terpenting untuk disebarkan, supaya orang lain yang belum mengenal Yesus jadi kenal akan Dia. Itu yang terpenting. Tapi jika mereka butuh penjelasan sejarah, setidaknya sayya tahu awal mulanya, dan ketika dihadapkan pada hal² yang tidak bisa di jawab oleh Alkitab, saya bisa menjawabnya karena saya pernah Katolik.
Jujur saja, hal yang belum bisa dilakukan mayoritas orang Katolik (dari pov saya pribadi) adalah militannya terhadap firman itu sendiri, aplikasi iman Kristiani orang Katolik masih kurang gregetnya. Ibarat orang Katolik itu orang 'jowo' yang serba nerima, sedangkan orang Kristen itu seperti orang luar pulau yang tembak langsung, reaktif dan penuh aksi. Pandangan ini bisa salah, silakan koreksi dalam diri masing², ini pendapat saya pribadi, gak perlu diperdebatkan.
Sisanya, ya saya mencoba hidup yang benar, karena ada tertulis, "doa orang benar yang didengar". Berusaha menjadi orang benar dengan tafsiran para gembala, meski berbeda sudut pandangnya satu sama lain, saya percaya jika jalannya benar dampaknya juga akan benar. Saya kini mencoba meyakini statement ini, "baik itu relatif tapi benar adalah absolute atau suatu kepastian."
Segitu saja yang bisa saya bagikan, ini adalah sharing dari saya kontributor blog ini, yang juga saya kelola sendiri. -cpr
#onedayonepost
#opini
#coratcoret
0 komentar: