Senin, 03 November 2025

Mengenal Tokoh Penginjil Pribumi Lainnya: Paulus Tosari

Masih diedisi mengenal tokoh² penyebaran Injil di Indonesia, yang murni Pribumi, bukan missionaris Eropa. Karena jika bukan karena tokoh² ini Kekristenan tidak akan mengakar baik di masyarakat Pribumi kala itu, karena ketika itu sudah ada Islam lebih dulu. Ditambah lagi, Kekristenan masuk bersama kolonialisme, otomatis masyarakat nusantara kala itu menganggap negatif pada Kekristenan. 

Sebelumnya sudah kita bahas soal Tunggul Wulung, Sadrach, Karolus Wiryoguno dan beberapa tokoh lain yang namanya secara gak langsung tersebutkan. 



Kali ini kita akan bahas tokoh yang bernama Paulus Tosari. Jika membahas sejarah Kekristenan nusantara ini, nama ini gak asing. Maka kita coba mengenal siapa ybs. ini. 

Nama Paulus Tosari ini dikenal dalam sejarah dari Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). 

Ilustrasi, gambar diambil dari ChatGPT

Beliau dikenal dengan nama Tosari. Ada informasi lain beliau punya nama asli Kasan Jariyo. Namanya berubah menjadi Tosari setelah dia berguru kepada penganjar Injil C. L. Coolen, sekitar tahun 1840. 

Berprofesi sebagai seorang petani Jawa. Hingga akhirnya dia menjadi pemimpin jemaat Kristen di daerah Ngoro, Mojowarno, Jawa Timur pada abad ke-19. 

Coolen tidak bisa membaptisnya karena hanya pengajar Injil, sehingga Tosari pergi bertemu dengan Pdt. Johannes Emde untuk dibaptis, dibaptis tanggal 12 September 1844, mengambil nama baptis Paulus, sehingga kedepannya dikenal dengan nama Paulus Tosari. 

Pengajaran Pdt. Johannes Emde ini berbeda dengan Coolen, dimana tegas dan paten bahwa Kekristenan harus mengikut apa yang dibawa sesuai apa yang dilakukan penginjilan Eropa, tidak menerima kebiasaan budaya Jawa. Jemaat yang dibaptis oleh Pdt. Johannes Emde ini harus dipangkas rambutnya, lalu memakai pakaian Eropa, dan menjauhkan diri dari tontonan wayang kulit yang dianggap sebagai seni ritual yang bersifat semisakral. 

Pada tahun 1844 dari informasi yang saya baca, Pdt. Emde ini mendirikan sebuah komunitas desa, yang diberi nama Mojowarno, berjarak 6 km dari Ngoro. Paulus Tosari diangkat sebagai pemuka jemaat Kristen Jawa di sana, sesuai keputusan Majelis Jemaat Kristen Protestan di Surabaya tanggal 29 Maret 1851.


Setelah wafatnya C. L. Coolen,  Tosari lebih mandiri mendirikan komunitas jemaat Kristen di daerahnya tersebut, dia dikenal sebagai pemimpin jemaat yang bijak, saleh dan berwibawa.

Gereja Mojowarno ini diresmikan pada tanggal 8 Maret 1881.

Jemaat Kristen dibawah pimpinannya sudah beribadah dengan budaya Jawa tak lagi mengikuti ibadah versi missionaris Eropa kala itu. Hal ini membuat Gereja Jawa sudah bisa mandiri lepas dari bayang² misi Kristen Eropa.

Komunitas yang dipimpin oleh Tosari inilah jadi cikal bakal berdirinya GKJW pada 11 Desember tahun 1931. Hal ini juga nyambung dengan ketokohan dari Karolus Wiryoguno, dimana cikal bakal jemaat GKJW juga berasal dari komunitas yang dipimpinnya ketika dia membuka desa baru. 


Nama Tosari atau Paulus Tosari ini pasti tidak akan dilupakan oleh komunitas GKJW di Mojowarno, karena andil dalam merintis jemaat Kristen mula² di daerah itu. 

Karya puisi² Jawa yang digunakan jemaat Kristen di Mojowarno masih ada sampai saat ini menjadi warisan dari sosok Paulus Tosari ini. 

Kira² itu saja ya yang bisa saya bagikan mengenai sosok Paulus Tosari, penginjil Jawa yang membangun pondasi kuat bagi Kekristenan di tanah Jawa. Sehingga Kekristenan bisa relatif kuat di Jawa, tumbuh berdampingan dengan Keislaman yang berkembang juga cukup pesat. 

Sampai jumpa dibahasan sejarah² lainnya yang berhubungan dengan perkembangan Kekristenan di tanah nusantara ini. Mungkin nanti kita bahas perkembangan Kekristenan di pulau nusantara lainnya. 

Sebagai penutup postingan ini, saya mengutip ayat yang disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus: "Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu." (1 Korintus 1: 3). -cpt

#onedayonepost
#sejarah
#informasi
#paulustosari
#gkjw
#kristenjawa
Previous Post
Next Post

http://bit.ly/cocoper6

0 komentar: