Rabu, 22 Oktober 2025

Mengenal Tokoh Penginjil Pribumi Lainnya: Kyai Karolus Wiryoguno

Beberapa waktu lalu saya sudah sharing informasi soal tokoh penginjil pribumi, ada Tunggul Wulung dan Sadrach. Saya pikir (baca: bukan asumsi negatif ya), tidak banyak tokoh penginjil Kristen yang asli pribumi, tapi ternyata mulai muncul satu per satu. Ini pengaruh media yang sudah meng-global sehingga kita bisa tahu banyak informasi dari daerah lain. 


Saya pun dengan senang hati membagikannya kembali, supaya makin banyak orang tahu bahwa dahulu Kekristenan bisa tumbuh ditengah himpitan penyebar² agama dari saudagar Arab. 

Tokoh yang kali ini saya mau bahas ini dikenal dengan Kyai Paing Karolus. Saya mendapatkan informasi ini dari beranda IG pribadi saya. Saya langsung penasaran karena embel² 'kyai'. 

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Kyai Paing Karolus begitu nama beliau dikenal, beliau dikenal sebagai pendiri desa dan gereja Kristen di Jawa Timur. Beliau punya nama lahir Raden Paing. 

Lahir di Bangkalan, Madura pada tahun 1809. Lahir dari keluarga bangsawan di Madura, merupakan anak ke-3 dari ayahnya seorang Pangeran Cokrokusumo (Raden Abdurrasid), yang merupakan cucu dari Sultan Cakradiningrat II (Sultan Bangkalan II). 

Pada masa mudanya Raden Paing ini senang mempelajari ilmu kanuragan dan kebatinan, tertarik pada dunia wayang purwa, dikenal juga sebagai dalang kesohor di daerah Sidoarjo dan Surabaya kala itu. 

Dalam proses pencarian ilmu spiritualnya, dia mendapat penglihatan spiritual bahwa 'ilmu sejati' adalah ajaran Kristen. Pengenalannya akan ajaran Kristen melalui Cornelis Ludwig Coolen di Ngoro, Mojokerto. C. L. Coolen beraliran kontekstual-Jawa, dia tidak pernah dibaptis karena dia menolak ritual formal, namun memahami ajaran Kristen. Dia percaya pada iman sejati diukur dengan perbuatan, bukan ceremoni semata. Dia hanya seorang guru Injil awam. 

Setelahnya, Raden Paing mendalami ajaran Kristen lagi pada Pdt. Johannes Emde di Kampung Bagongan, Ngagel, Surabaya, Jawa Timur. Pdt. Emde merupakan missionaris Kristen aliran Evangelikal, yang menekankan pada baptisan dan Alkitab. 

Dari pertemuan dan pendalaman inilah, Raden Paing akhirnya dibabtis bersama 50 orang lainnya, yang juga masih ada hubungan keluarga dengan ybs. Mendapatkan nama baptis 'Karolus'. Raden Paing di kenal juga dengan nama Karolus Wiryoguno. 

Kepindahan keyakinan ini mendapatkan tantangan keras dari anggota keluarga yang lain. Situasi ini membuat Karolus Wiryoguno memutuskan untuk menetapkan pemukiman baru dan sebagai komunitas baru. 

Karolus Wiryoguno kemudian memimpin pembukaan wilayah hutan Keracil, lokasi di Ngoro / Mojowarno, Jombang, menjadi kolonisasi masyarakat baru. Dimulai pembukaan lahan sawah, pembangunan jalan, bendungan dan saluran irigasi untuk desa² baru seperti Mojowarno, Mojowangi dan Mojoroto. 

Pada tahun 1850 tiga desa tersebut diresmikan oleh Pemerintah Hindia Belanda dan Karolus Wiryoguno diangkat menjadi 'Bau Aris I' atau koordinator kepala desa, yang bertanggung jawab kepada Wedana (setingkat kecamatan). 

Diketahui Karolus Wiryoguno menikah dengan Supinah (putri dari Kyai Sardo). Namun tidak dikaruniai anak hingga Supinah meninggal dunia tahun 1852.

Lalu Karolus Wiryoguno menikah kembali pada tahun 1853 dengan Yosibah Dariyah (janda tanpa anak) merupakan keluarga dari Simon Suryo. Dari pernikahan mereka ini mendapatkan 8 anak (6 laki-laki dan 2 perempuan): Amasiyo lahir 1854 meninggal saat masih bayi; putera kembar pertama dan kedua (keduanya lahir 1855 meninggal setelah lahir). Iprayim Setu Brontodiwiryo, kemudian Ramish meninggal dunia saat balita. Kemudian ada Simsim Mestoko hidup dan menjadi bagian  penerus generasi. Terakhir Lesningwati anak perempuan yang lahir hidup. 

Mereka meninggal diusia dini, ada salah¹ yang hidup adalah Muso Jebus Wiryosentono kelahiran 1856. 

Karolus Wiryoguno wafat pada tahun 1899 dan dimakamkan di Mojowangi, Mojowarno, Jombang, Jawa Timur. 

Kita coba mundur lagi ke belakang melihat kiprah Karolus Wiryoguno ini. Lalu pertanyaannya, komunitas yang dibangun oleh Karolus Wiryoguno ini pada akhirnya membentuk komunitas Kristen apa?

Komunitas yang dibentuk oleh Karolus Wiryoguno ini dibimbing dan dibina oleh C. L. Coolen, lalu kemudian diteruskan oleh Pdt. Emde di Surabaya. 

Karolus Wiryoguno sendiri menjadi pemimpin di komunitas yang dibentunya di Mojowarno pada pertengahan abad ke-19. Jemaat Mojowarno inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan). 

Tapi gereja Kristen pertama yang dibangun di tahun 1844 dikenal dengan Gereja Kristen Mojowarno. Gereja ini menjadi gereja Kristen Pribumi tertua di Jawa dan masih berdiri sampai sekarang. Pendirinya adalah jemaat² dari komunitas Karolus Wiryoguno bersama pendeta² dari Belanda, seperti Pdt. van Dijk dan Pdt. Huijser. 

Seiring bejalannya waktu ada tokoh Kristen pribumi lain yang juga punya andil dalam berdirinya komunitas Gereja Kristen, yang nanti merintis GKJW, dia adalah Paulus Tosari yang juga kenal dengan C. L. Coolen. 

Selain Gereja, di Mojowarno juga berdiri Rumah Sakit Kristen Mojowarno, dimana selain misi Injili, komunitas di sana juga menjalankan misi kesehatan dan juga pendidikan.

Ini GKJW Jemaat Mojowarno, gambar diambil dari Google

Seiring berkembangnya jemaat Kristen di Jawa Timur, seperti Jombang, Mojokerto, Malang, Blitar, Kediri dsb., jaringan jemaat gereja ini bertumbuh pesat, sehingga jemaat² ini bersatu menjadi sebuah gereja, dengan nama Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) pada 11 Desember 1931.

GKJW sendiri merupakan gereja Kristen beraliran reformed Calvinis, namun dengan identitas Jawa yang kuat. 

Ilustrasi gereja Kristen, gambar diambil dari ChatGPT

Itulah dia jejak sejarah seorang anak bangsawan dari Madura yang justru tidak punya akar Kekristenan sama sekali, namun Yesus pilih dia menjadi pionir membentuk jemaat-Nya di Jawa. Siapa yang sangka anak dari keluarga bangsawan Bangkalan Madura, dimana kita semua tahu akar kuat Islam di sana, tapi Yesus Kristus sendiri yang memilih sosok Karolus Wiryoguno untuk membentuk jemaat-Nya di Jawa. 

Kita perlu ingat, bahwa bukan kita yang memilih Yesus, tapi Yesuslah yang memilih kita. Inilah yang perlu kita sadari bahwa semuanya semata-mata hanya karena kuasa Allah sendiri terhadap hidup kita. 

Semoga informasi mengenai ketokohan Kristen yang jadi perintis komunitas Kristen Pribumi di Indonesia ini bisa menjadi triger bahwa kita semua bisa jadi penginjil yang baik seperti mereka. 

Ada beberapa tokoh lain yang disebut dalam beberapa postingan terakhir dan juga di sini seperti Paulus Tosari, C. L. Coolen dan Pdt. Emde, ketika membahas tokoh² pionir Kristen di Jawa, seperti pada post sebelumnya ada Tunggul Wulung dan Sadrach. Mungkin dilain kesempatan kita akan singgung tokoh² tersebut pada postingan terpisah. 

Sekian dulu, Tuhan Yesus memberkati kita semua, syaloom. -cpr

#onedayonepost
#karoluswiryoguno
#sultanbangkalan
#tokoh
#sejarah
#informasi
#gkjw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar